Rabu, 02 Januari 2013

Seminar Nasional Hasil Penelitian 2011


KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI SMP NEGERI 7 PALEMBANG

Oleh:
Tri Muhti Haryani dan Ety Septiati
FKIP Matematika Universitas PGRI Palembang

 Abstrak
            Kemampuan penalaran sangat dibutuhkan bagi setiap manusia. Karena penalaran merupakan suatu proses berpikir yang dilakukan sebagai cara untuk menarik kesimpulan. Pembelajaran kooperarif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Teknik belajar mengajar tipe STAD ini adalah siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi akan menularkan kemampuan matematikanya kepada temannya yang berkemampuan matematika rendah, sehingga kemampuan penalaran siswa dapat berkembang karena saling berbagi informasi dan pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kemampuan penalaran matematis adalah kemampuan dalam menarik kesimpulan dari permasalahan matematika berdasarkan pernyataan atau fakta-fakta dan sumber yang terbukti nilai kebenarannya. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII.8 SMP Negeri 7 Palembang dengan jumlah siswa 36 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu mendeskripsikan kemampuan penalaran matematis siswa menggunakan indikator kemampuan penalaran. Berdasarkan analisis data tes siswa diperoleh rata-rata hasil tes dalam kategori baik yaitu 84. Indikator yang sering muncul yaitu melakukan manipulasi matematika dengan kategori baik, sedangkan indikator yang jarang muncul adalah menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberi alasan/bukti terhadap kebenaran solusi dengan kategori baik. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikategorikan baik.

Kata Kunci: kemampuan penalaran matematis, model pembelajaran kooperatif tipe STAD.



1. Pendahuluan
1)       Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
2)       Dosen Program Studi Pendidikan Matematika
 
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang perlu diberikan kepada semua peserta didik, dimana matematika mampu menumbuhkembangkan kemampuan bernalar, yaitu berpikir secara sistematis, logis dan kritis dalam mengkomunikasikan gagasan atau dalam pemecahan masalah. National Council Of Teachers Of Mathematics (NCTM) (dikutip Kesumawati, 2010:954) menyatakan bahwa, matematika merupakan penalaran. Artinya setiap penyelesaian soal dalam matematika memerlukan penalaran. Melalui penalaran matematis siswa mampu menyajikan pernyataan matematika, melakukan manipulasi terhadap permasalahan (soal) matematika, dan kemudian menarik kesimpulan dari pernyataan tersebut. Hal serupa juga diungkapkan dalam tujuan pembelajaran matematika yang terdapat di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu: “Menggunakan penalaran pada pola pikir dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasai, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika“ (Depdiknas dikutip Shadiq, 2009:2).
Depdiknas (dikutip Shadiq, 2004:3) menyatakan bahwa “Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatih melalui belajar materi matematika”. Kemampuan bernalar tidak hanya dibutuhkan para siswa ketika mereka belajar matematika maupun mata pelajaran lainnya, namun sangat dibutuhkan setiap manusia disaat memecahkan masalah ataupun disaat menentukan keputusan.
Berdasarkan pengamatan peneliti dan wawancara dengan beberapa siswa  diperoleh bahwa siswa masih menganggap matematika adalah pelajaran yang cenderung menghafal rumus, sulit dan tidak bermanfaat dalam kehidupan mereka. Salah satu guru matematikanya mengatakan bahwa sebagian besar siswa masih sulit menyajikan pernyataan matematika ke dalam bentuk gambar atau mengubah suatu kalimat ke dalam model matematika, siswa mengalami kesulitan menyusun bukti untuk menarik kesimpulan dari persoalan  matematika, dan masih kurang bisa menggunakam penalaran yang mereka miliki untuk menalarkan soal yang ada ke dalam bahasa atau simbol matematika. Hal ini mempengaruhi nilai yang mereka peroleh, dimana nilai rata-ratanya masih rendah. Dikatakan demikian dilihat dari hasil nilai sehari-hari dan juga nilai ulangan harian siswa.
Kenyataannya pembelajaran matematika cenderung abstrak dengan metode ceramah sehingga konsep-konsep matematika sulit dipahami. Siswa hanya menerima apa yang mereka pelajari tanpa memaknai apa yang mereka pelajari. Siswa hanya menghapal rumus dan langkah-langkah pengerjaan soal tanpa melibatkan daya nalar yang optimal. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Selama ini siswa hanya disuruh untuk belajar atau mengerjakan soal-soal yang ada secara pribadi. Bagi siswa yang mengalami kesulitan ataupun kurang mengerti dengan materi atau soal yang ada pada saat proses belajar berlangsung maka siswa cenderung hanya diam tanpa bertanya kepada teman lain atau guru karena siswa merasa malu untuk bertanya. Sehingga kemampuan penalaran yang dimiliki kurang berkembang. Oleh karena itu, guru sangat membutuhkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan atau menumbuhkembangkan kemampuan penalaran matematika siswa.
Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan KTSP adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (dikutip Yamin, 2008:74) pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan saling ketergantungan antar siswa, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah STAD. Pembelajaran kooperarif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-6 orang siswa secara heterogen ( Trianto, 2010:68). Teknik belajar mengajar tipe STAD ini adalah siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi akan menularkan kemampuan matematikanya kepada temannya yang berkemampuan matematika rendah, sehingga kemampuan penalaran siswa dapat berkembang karena saling berbagi informasi dan pengetahuan. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD turut melibatkan aktivitas bernalar. Di dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, semua siswa dituntut untuk dapat mengerti semua materi yang dipelajari. Ini berarti bahwa saling memberikan pengetahuan yang dimiliki untuk menumbuhkembangkan kemampuan penalarannya sehingga siswa terlatih untuk bernalar.
Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu diadakan pembelajaran matematika untuk melihat kemampuan penalaran matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMP Negeri 7 Palembang. Melalui pembelajaran tersebut diharapkan kemampuan penalaran matematis siswa lebih meningkat.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana kemampuan penalaran matematis siswa setelah menggunakan model  pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMP Negeri 7 Palembang?”. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMP Negeri 7 Palembang.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1) Guru, sebagai bahan masukan yang baik untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mewujudkan proses pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kemampuan penalaran matematika siswa, 2) Sekolah, sebagai bahan masukan dalam proses pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu sekolah dan sebagai upaya peningkatan kualitas lulusan.

2. Metode Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.8 SMP Negeri 7 Palembang tahun ajaran 2010/2011. Instrument yang digunakan adalah silabus, RPP, LKS, soal latihan, soal tes. Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMP Negeri 7 Palembang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa dengan cara menganalisis lembar jawaban siswa yang disesuaikan dengan indikator yang ada dan diberi skor sesuai rubrik penilaian. Tes yang diberikan adalah tes uraian. Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah kemampuan penalaran matematis siswa pada pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMP Negeri 7 Palembang.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1. Hasil Penelitian
   Dari hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan di Kelas VIII.8 SMP Negeri 7 Palembang, maka didapatkan hasil bahwa kemampuan penalaran matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikategorikan baik dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 84.



TABEL II
KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PER-INDIKATOR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Rentang Nilai
Banyak Siswa yang Memperoleh Nilai Pada Indikator Ke-
Kategori Nilai
1
2
3
4
86 – 100
14
24
25
17
Baik Sekali
71 – 85
20
8
4
12
Baik
56 – 70
1
2
5
6
Cukup
41 – 55
0
1
1
0
Kurang
0 – 40
0
0
0
0
Sangat Kurang
84
87
86
81


Rata-rata
84
Baik

3.2. Pembahasan
            Tes dalam penelitian ini dilakukan pada pertemuan ketiga. Soal tes berupa soal tertulis yang berbentuk essay sebanyak 4 soal yang mencakup seluruh materi yang telah dipelajari selama dua kali pertemuan sebelumnya yaitu tentang luas permukaan kubus dan balok serta volume kubus dan balok. Hasil tes dalam penelitian ini menghasilkan nilai kemampuan penalaran matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah baik. Hal tersebut dikaitkan juga pada fase model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu adanya lembar kerja siswa (LKS) secara kelompok dan latihan secara individu. Dimana rata-rata dari hasil LKS selama dua kali pertemuan sebesar 94 dengan kategori baik sekali dan rata-rata latihan selama dua kali pertemuan sebesar 73 dengan kategori baik.
            Dari keempat indikator penalaran, indikator yang sering muncul adalah mampu melakukan manipulasi matematika, sedangkan indikator yang jarang muncul adalah menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberi alasan/bukti terhadap kebenaran solusi, seperti yang terlihat pada diagram berikut:
Berdasarkan hasil penelitian yang dilihat dari hasil tes yang diperoleh siswa, maka secara keseluruhan rata-ratanya adalah 84. Dapat dikatakan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah baik, meskipun kenyataannya masih ada beberapa siswa yang kemampuan penalarannya dikategorikan cukup.

4. Simpulan dan Saran
4.1. Simpulan
            Berdasarkan  hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikategorikan baik dengan rata-rata 84.

4.2. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat peneliti berikan sebagai berikut:
1.          Bagi guru matematika, dalam melaksanakan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebaiknya guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS perlangkah dan mengawasi latihan individu siswa agar kemampuan penalaran matematis siswa menjadi lebih optimal.
2.          Bagi sekolah, sebagai bahan masukkan untuk dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses belajar mengajar.



5. Daftar Pustaka
Kesumawati, Nila. 2010. Mengembangkan Penalaran dalam Matematika. Makalah disampaikan dalam Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika pada Tanggal 27 November 2007 di Yogyakarta.

Shadiq, Fadjar. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Jakarta: PPPG Matematika.

Shadiq, Fadjar. 2009. Kemahiran Matematika. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Yamin, Martinis dan Bansu I. Ansari. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar