KECAKAPAN
KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Oleh:
Trimuhtiharyani
Mahasiswa
Program Pascasarjana Pendidikan Matematika
Universitas
Sriwijaya Palembang
Email: tri.muhti@yahoo.co.id
Abstrak
Ada lima tujuan pembelajaran
matematika dalam KTSP. Tujuan
pembelajaran tersebut di sekolah memiliki peranan yang
penting dalam segala aspek kehidupan, diantaranya terutama sebagai alat
komunikasi sehingga pembelajaran matematika dapat mengembangkan kecakapan komunikasi siswa. Dalam setiap proses
pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu mengembangkan kecakapan komunikasi
baik secara lisan maupun tertulis. Dengan mengembangkan kecakapan komunikasi maka peserta didik telah memiliki salah satu kecakapan hidup yang dapat
menjadi bekal dalam menjalani kehidupan sehari - hari. Indikator kecakapan
komunikasi dalam pembelajaran matematika meliputi kecakapan mendengar, kecakapan berbicara,
kecakapan membaca dan kecakapan menuliskan gagasan/pendapat.
Kata Kunci: kecakapan
komunikasi, pembelajaran matematika.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Salah satu tujuan pembelajaran
matematika seperti yang tercantum dalam
Permendiknas No 22 Tahun 2006 adalah peserta didik diharapkan mampu mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah. Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut, maka
dalam setiap proses pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu mengembangkan
kecakapan komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Dengan mengembangkan
kecakapan komunikasi dalam setiap proses pembelajaran maka peserta didik telah
memiliki salah satu kecakapan hidup yang dapat menjadi bekal dalam menjalani
kehidupan sehari - hari.
Pendidikan
kecakapan hidup (life skill) adalah kecakapan
yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan
dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif
mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya (Muhaimin, dkk,
2008:9). Menurut Depdiknas (2003:16) kecakapan hidup terdiri dari kecakapan
hidup yang bersifat generik (generic life
skill) dan kecakapan hidup spesifik (spesific
life skill). Dimana generic life skill
terdiri dari kecakapan personal (personal
skill) dan kecakapan sosial (social skill). Kecakapan hidup sosial terdiri dari kecakapan
berkomunikasi (communication skill)
dan kecakapan bekerja sama (collaboration
skill). Di dalam Depdiknas (2003:18), kecakapan komunikasi meliputi
kecakapan mendengarkan, kecakapan berbicara, kecakapan membaca dan kecakapan
menulis gagasan/pendapat.
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membuat makalah
dengan judul “Kecakapan Komuniaksi Siswa dalam Pembelajaran Matematika”.
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah “bagaimana kecakapan
komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika?”.
1.3. Tujuan
Penulisan Makalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kecakapan komunikasi
siswa dalam pembelajaran matematika.
1.4. Manfaat
Penulisan Makalah
Hasil dari penulisan makalah ini
diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan yang baik dalam rangka
menerapkan pendidikan kecakapan hidup terutama kecakapan komunikasi, dapat
meningkatkan mutu pembelajaran terutama dalam pembelajaran matematika dan menambah
pengetahuan tentang kecakapan hidup terutama kecakapan komunikasi.
2.
PEMBAHASAN
2.1. Pembelajaran
Matematika
Menurut
Slameto (2010:2) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Hamalik (2008:28) berpendapat bahwa “belajar adalah memperoleh pengetahuan”. Skinner
(dalam Mudjiono dan Dimyati, 2006:9) berpandangan bahwa ”belajar adalah suatu
perilaku”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan
baru atau untuk memperoleh pengetahuan dari yang belum tahu menjadi yang tahu.
Pembelajaran menurut Mudjiono dan Dimyati (2006:297)
adalah “kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruk-sional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar”. Menurut Sagala (2010:61) “pembelajaran merupakan proses komunikasi
dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar
terjadi proses belajar pada diri siswa.
Lerner dan Paling (dalam Abdurrahman, 2003:252) secara
berturut-turut mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis,
juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat
dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas serta matematika adalah
suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia. Jadi
matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, dimana
matematika mampu menumbuhkembangkan kemampuan bernalar, yaitu berpikir secara
sistematis, logis dan kritis dalam mengkomunikasikan gagasan atau dalam
pemecahan masalah.
Dengan demikian pembelajaran matematika adalah suatu
proses yang ditandai dengan perubahan tingkah laku dalam diri siswa dengan
tujuan mengumpulkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep matematika dan
membentuk sikap yang melibatkan berbagai pengalaman yang dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
2.2. Kurikulum
Pembelajaran Matematika
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah
(Muslich, 2007:17).
Didalam KTSP, tujuan pembelajaran matematika adalah agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
- Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien,dan tepat, dalam memecahkan masalah.
- Menggunakan penalaran pada pola pikir dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
- Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
- Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
- Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dari tujuan pembelajaran matematika diatas, terlihat
bahwa pembelajaran matematika di sekolah memiliki peranan yang penting dalam
segala aspek kehidupan, diantaranya terutama sebagai alat komunikasi. Dengan
demikian, diharapkan setiap pembelajaran matematika dapat mengembangkan kecakapan komunikasi siswa.
2.3. Kecakapan
Komuniaksi
“Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat
fundamental dalam kehidupan umat manusia” (Cangara, 2010:4). “Istilah
komunikasi berpangkal pada perkataan latin.
Comunis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara
dua orang atau lebih” (Cangara, 2010:18). Pada umumnya, komunikasi dilakukan
dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. Apabila tidak ada bahasa yang dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih
dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, untuk menunjukkan sikap
tertentu.
Kecakapan komunikasi (communication skill) merupakan bagian dari kecakapan hidup (life skill) yang harus dimiliki oleh
setiap orang dalam menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupan. Depdiknas
(2003:16) mendefinisikan “kecakapan hidup sebagai kemampuan dan keberanian
untuk problema kehidupan, kemudian secara proaktif dan kreatif, mencari dan
menemukan solusi untuk mengatasinya”.
Kecakapan hidup menurut Depdiknas (2003:16) dapat
dipilah menjadi dua jenis, yaitu kecakapan hidup umum (generic life skill) dan kecakapan hidup khusus (specific life skill). Kecakapan hidup
umum dapat dibedakan menjadi kecakapan personal (personal skill) dan kecakapan sosial (social skill). Kecakapan sosial dibagi menjadi dua yaitu kecakapan
komunikasi (communication skill) dan
kecakapan kerja sama (collaboration
skill). Sedangkan kecakapan komunikasi dibedakan menjadi empat yaitu
kecakapan mendengar, kecakapan berbicara, kecakapan membaca dan kecakapan
menuliskan gagasan/pendapat.
2.4. Kecakapan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaarn Matematika
Didalam proses belajar mengajar, komunikasi sudah pasti terjadi.
Komunikasi terjadi antara guru
dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Pada saat pembelajaran, komunikasi yang
diharapkan adalah komunikasi yang mendukung proses belajar mengajar.
Manusia berkomunikasi untuk membagi
pengetahuan dan pengalaman. Komunikasi dalam pembelajaran matematika dapat
melalui lisan ataupun tulisan. Untuk komunikasi lisan, kemampuan mendengarkan
dan menyampaikan gagasan secara lisan perlu dikembangkan. Kecakapan
mendengarkan akan membuat orang mampu memahami isi pembicaraan orang lain,
sementara lawan bicara merasa diperhatikan dan dihargai. Kecakapan menyampaikan
gagasan akan membuat orang dapat menyampaikan gagasan dengan jelas dan dengan kata-kata
santun, sehingga pesannya sampai dan lawan bicara merasa dihargai (Depdiknas,
2003:26).
Komunikasi secara tertulis kini juga
sudah menjadi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, setiap orang perlu memiliki
kecakapan membaca dan menulis gagasannya secara baik. Kecakapan menuangkan
gagasan melalui tulisan yang mudah dipahami orang lain dan membuat pembaca
merasa dihargai perlu dikembangkan siswa (Depdiknas, 2003:27).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka
indikator kecakapan komunikasi dalam pembelajaran matematika pada makalah ini meliputi:
1.
Kecakapan mendengarkan
2.
Kecakapan berbicara
3.
Kecakapan membaca
4.
Kecakapan menulis
gagasan/pendapat.
Pengertian
komunikasi menurut Cangara (2010:4) adalah salah satu aktivitas yang sangat
fundamental dalam kehidupan umat manusia.
Kecakapan komunikasi yang merupakan bagian dari kecakapan hidup dimana menurut
Depdiknas (2003:35) kecakapan hidup merupakan satu keutuhan dan setiap
aktivitas memerlukan semua kecakapan. Ini berarti bahwa antara kecakapan dan
aktivitas itu saling berhubungan.
Dari indikator kecakapan komunikasi
diatas, dapat dikembangkan beberapa deskriptor yang didapat dari aktivitas.
Karena aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli mengadakan
klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Paul D. Dierich (dalam
Hamalik, 2008:172) membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, ialah:
a)
Kegiatan-kegiatan visual:
membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan
mengamati orang lain bekerja atau bermain.
b)
Kegiatan-kegiatan lisan:
mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan
pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan
interupsi.
c)
Kegiatan-kegiatan mendengarkan:
mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,
mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
d)
Kegiatan-kegiatan menulis:
menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat
rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
e)
Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar,
membuat grafik, chart, diagram peta,
dan pola.
f)
Kegiatan-kegiatan metrik:
melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model,
menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
g)
Kegiatan-kegiatan mental:
merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, factor-faktor,
melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
h)
Kegiatan-kegiatan emosional:
minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain.
Dari hal diatas, dapat diambil deskriptor
yang akan menjadi pokok penjabaran.
Indikator dari kecakapan
komunikasi, yaitu:
Indikator 1 : Kecakapan mendengar
Deskriptor :
a.
Mendengar/memperhatikan
penjelasan guru.
b.
Mendengarkan/memperhatikan
pendapat teman.
c.
Berdiskusi dengan teman.
Indikator 2 : Kecakapan berbicara
Deskriptor :
a.
Mengajukan pertanyaan.
b.
Menjawab pertanyaan.
c.
Memberi tanggapan/saran.
Indikator 3 : Kecakapan membaca
Deskriptor :
a.
Membaca/memahami soal.
b.
Mencocokkan materi.
c.
Membaca/memahami gambar.
Indikator 4 : Kecakapan menulis
Deskriptor
:
a. Menggunakan rumus-rumus
matematika.
b. Menulis/menjawab LKS.
c. Membuat kesimpulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar