Sabtu, 12 Januari 2013

Seminar Nasional Pendidikan 2012


KECAKAPAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Oleh:
Trimuhtiharyani
Mahasiswa Program Pascasarjana Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya Palembang

 Abstrak

Ada lima tujuan pembelajaran matematika dalam KTSP. Tujuan pembelajaran tersebut di sekolah memiliki peranan yang penting dalam segala aspek kehidupan, diantaranya terutama sebagai alat komunikasi sehingga pembelajaran matematika dapat mengembangkan kecakapan komunikasi siswa. Dalam setiap proses pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu mengembangkan kecakapan komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Dengan mengembangkan kecakapan komunikasi maka peserta didik telah memiliki salah satu kecakapan hidup yang dapat menjadi bekal dalam menjalani kehidupan sehari - hari. Indikator kecakapan komunikasi dalam pembelajaran matematika meliputi kecakapan mendengar, kecakapan berbicara, kecakapan membaca dan kecakapan menuliskan gagasan/pendapat.
           
Kata Kunci: kecakapan komunikasi, pembelajaran matematika.


1. PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Salah satu tujuan pembelajaran matematika seperti yang tercantum dalam   Permendiknas No 22 Tahun 2006 adalah peserta didik diharapkan mampu mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut, maka dalam setiap proses pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu mengembangkan kecakapan komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Dengan mengembangkan kecakapan komunikasi dalam setiap proses pembelajaran maka peserta didik telah memiliki salah satu kecakapan hidup yang dapat menjadi bekal dalam menjalani kehidupan sehari - hari.
Pendidikan kecakapan hidup (life skill) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya (Muhaimin, dkk, 2008:9). Menurut Depdiknas (2003:16) kecakapan hidup terdiri dari kecakapan hidup yang bersifat generik (generic life skill) dan kecakapan hidup spesifik (spesific life skill). Dimana generic life skill terdiri dari kecakapan personal (personal skill)  dan  kecakapan sosial (social skill). Kecakapan hidup sosial terdiri dari kecakapan berkomunikasi (communication skill) dan kecakapan bekerja sama (collaboration skill). Di dalam Depdiknas (2003:18), kecakapan komunikasi meliputi kecakapan mendengarkan, kecakapan berbicara, kecakapan membaca dan kecakapan menulis gagasan/pendapat.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membuat makalah dengan judul “Kecakapan Komuniaksi Siswa dalam Pembelajaran Matematika”.

1.2.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah “bagaimana kecakapan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika?”.

1.3.  Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kecakapan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika.

1.4.  Manfaat Penulisan Makalah
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan yang baik dalam rangka menerapkan pendidikan kecakapan hidup terutama kecakapan komunikasi, dapat meningkatkan mutu pembelajaran terutama dalam pembelajaran matematika dan menambah pengetahuan tentang kecakapan hidup terutama kecakapan komunikasi.


2.    PEMBAHASAN
2.1.  Pembelajaran Matematika
            Menurut Slameto (2010:2) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Hamalik (2008:28) berpendapat bahwa “belajar adalah memperoleh pengetahuan”. Skinner (dalam Mudjiono dan Dimyati, 2006:9) berpandangan bahwa ”belajar adalah suatu perilaku”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru atau untuk memperoleh pengetahuan dari yang belum tahu menjadi yang tahu.
Pembelajaran menurut Mudjiono dan Dimyati (2006:297) adalah “kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruk-sional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Menurut Sagala (2010:61) “pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa.
Lerner dan Paling (dalam Abdurrahman, 2003:252) secara berturut-turut mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis, juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas serta matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia. Jadi matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, dimana matematika mampu menumbuhkembangkan kemampuan bernalar, yaitu berpikir secara sistematis, logis dan kritis dalam mengkomunikasikan gagasan atau dalam pemecahan masalah.
Dengan demikian pembelajaran matematika adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan tingkah laku dalam diri siswa dengan tujuan mengumpulkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep matematika dan membentuk sikap yang melibatkan berbagai pengalaman yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.  Kurikulum Pembelajaran Matematika
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah (Muslich, 2007:17).
Didalam KTSP, tujuan pembelajaran matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
  1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien,dan tepat, dalam memecahkan masalah.
  2. Menggunakan penalaran pada pola pikir dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
  3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
  4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
  5. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.


Dari tujuan pembelajaran matematika diatas, terlihat bahwa pembelajaran matematika di sekolah memiliki peranan yang penting dalam segala aspek kehidupan, diantaranya terutama sebagai alat komunikasi. Dengan demikian, diharapkan setiap pembelajaran matematika dapat mengembangkan kecakapan komunikasi siswa.

2.3.  Kecakapan Komuniaksi
“Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia” (Cangara, 2010:4). “Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin. Comunis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih” (Cangara, 2010:18). Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa yang dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, untuk menunjukkan sikap tertentu.
Kecakapan komunikasi (communication skill) merupakan bagian dari kecakapan hidup (life skill) yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupan. Depdiknas (2003:16) mendefinisikan “kecakapan hidup sebagai kemampuan dan keberanian untuk problema kehidupan, kemudian secara proaktif dan kreatif, mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya”.
Kecakapan hidup menurut Depdiknas (2003:16) dapat dipilah menjadi dua jenis, yaitu kecakapan hidup umum (generic life skill) dan kecakapan hidup khusus (specific life skill). Kecakapan hidup umum dapat dibedakan menjadi kecakapan personal (personal skill) dan kecakapan sosial (social skill). Kecakapan sosial dibagi menjadi dua yaitu kecakapan komunikasi (communication skill) dan kecakapan kerja sama (collaboration skill). Sedangkan kecakapan komunikasi dibedakan menjadi empat yaitu kecakapan mendengar, kecakapan berbicara, kecakapan membaca dan kecakapan menuliskan gagasan/pendapat.

2.4.  Kecakapan Komunikasi Siswa dalam Pembelajaarn Matematika
                        Didalam proses belajar mengajar, komunikasi sudah pasti terjadi. Komunikasi terjadi         antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Pada saat pembelajaran, komunikasi yang diharapkan adalah komunikasi yang mendukung proses belajar mengajar.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Komunikasi dalam pembelajaran matematika dapat melalui lisan ataupun tulisan. Untuk komunikasi lisan, kemampuan mendengarkan dan menyampaikan gagasan secara lisan perlu dikembangkan. Kecakapan mendengarkan akan membuat orang mampu memahami isi pembicaraan orang lain, sementara lawan bicara merasa diperhatikan dan dihargai. Kecakapan menyampaikan gagasan akan membuat orang dapat menyampaikan gagasan dengan jelas dan dengan kata-kata santun, sehingga pesannya sampai dan lawan bicara merasa dihargai (Depdiknas, 2003:26).
Komunikasi secara tertulis kini juga sudah menjadi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, setiap orang perlu memiliki kecakapan membaca dan menulis gagasannya secara baik. Kecakapan menuangkan gagasan melalui tulisan yang mudah dipahami orang lain dan membuat pembaca merasa dihargai perlu dikembangkan siswa (Depdiknas, 2003:27).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka indikator kecakapan komunikasi dalam pembelajaran matematika pada makalah ini meliputi:
1.      Kecakapan mendengarkan
2.      Kecakapan berbicara
3.      Kecakapan membaca
4.      Kecakapan menulis gagasan/pendapat.
            Pengertian komunikasi menurut Cangara (2010:4) adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental  dalam kehidupan umat manusia. Kecakapan komunikasi yang merupakan bagian dari kecakapan hidup dimana menurut Depdiknas (2003:35) kecakapan hidup merupakan satu keutuhan dan setiap aktivitas memerlukan semua kecakapan. Ini berarti bahwa antara kecakapan dan aktivitas itu saling berhubungan.
Dari indikator kecakapan komunikasi diatas, dapat dikembangkan beberapa deskriptor yang didapat dari aktivitas. Karena aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2008:172) membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, ialah:
a)      Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
b)      Kegiatan-kegiatan lisan: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
c)      Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
d)     Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
e)      Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
f)       Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
g)      Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, factor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
h)      Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain.
Dari hal diatas, dapat diambil deskriptor yang akan menjadi pokok penjabaran.

Indikator dari kecakapan komunikasi, yaitu:
Indikator 1 : Kecakapan mendengar
Deskriptor :
a.       Mendengar/memperhatikan penjelasan guru.
b.      Mendengarkan/memperhatikan pendapat teman.
c.       Berdiskusi dengan teman.

Indikator 2 : Kecakapan berbicara
Deskriptor :
a.       Mengajukan pertanyaan.
b.      Menjawab pertanyaan.
c.       Memberi tanggapan/saran.
Indikator 3 : Kecakapan membaca
Deskriptor :
a.       Membaca/memahami soal.
b.      Mencocokkan materi.
c.       Membaca/memahami gambar.
Indikator 4 : Kecakapan menulis 
Deskriptor :
            a. Menggunakan rumus-rumus matematika.
            b. Menulis/menjawab LKS.
            c. Membuat kesimpulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar