Selasa, 08 Januari 2013

Makalah Filsafat Ilmu


FILSAFAT ILMU
“PERKEMBANGAN PANDANGAN TENTANG TERCIPTANYA BUMI”


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa berbeda dengan makhluk hidup yang lainnya. Manusia dilengkapi oleh akal dan pikiran yang selalu tumbuh, berkembang dan semakin maju sehigga mampu mengenal alam dan lingkungan sekitarnya serta dapat pula menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan fenomena alam. Sejak berabad-abad yang lalu, manusia selalu mencoba membuka tabir rahasia pergerakan benda-benda angkasa yang ada disekitar bumi dan akhirnya manusia sampai pada suatu kesimpulan bahwa benda-benda langit tersebut terikat dalam suatu sistem yang saling mempengaruhi dan sistem ini disebut tata surya.
Tata surya didefinisikan sebagai susunan benda-benda langit yang terdiri dari matahari, planet, asteroid, komet, serta meteoroid dengan matahari sebagai pusat tata surya. Planet sudah ditemukan manusia sejak abad ke-3 sebelum masehi, yang artinya “pengembara”. Salah satu planet tersebut adalah bumi. Dalam makalah ini akan dibahas tentang perkembangan pandangan tentang terciptanya bumi.

1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dirumuskan pada makalah ini adalah:
1.         Apakah bumi itu dan bagaimana pendapat tentang bumi?
2.         Bagaimana bumi menurut kitab kejadian dan bagaimana bentuk bumi?
3.         Bagaimana terciptanya bumi menurut Al-Qur’an?
4.         Apa saja teori pembentukan bumi dan teori tentang usia bumi?

1.3. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1.      Pendapat tentang bumi.
2.      Bumi menurut kitab kejadian dan bentuk bumi.
3.      Terciptanya bumi menurut Al-Qur’an.
4.      Teori pembentukan bumi dan teori tentang usia bumi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Bumi
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Bumi terletak pada deretan ke-3 dari matahari dengan jarak rata-rata terhadap matahari sekitar 150 juta km. Jarak matahari-bumi ini ditetapkan sebagai satu satuan astronomi. Bumi merupakan planet tempat manusia hidup dan berkembang dan satu-satunya planet yang sampai saat ini diketahui mempunyai kehidupan.
Adapun beberapa pendapat tentang bumi, yaitu:
1.      Menurut bangsa Babilonia, bumi dianggap sebagai suatu yang berongga, yang ditopang oleh samudra angkasa melengkung di atas bumi, berdiri tegak antara perairan bawah dan perairan atas samudra, yang kadang-kadang turun ke bumi berupa hujan.
2.      Sebagian besar bangsa yunani kuno percaya bahwa bumi adalah pusat alam raya, pada sekitar tahun 140 M muncul teori Ptolemaios tentang system tata surya dialam semesta yang didasari oleh konsep geosentrisme, yang beranggapan banha bumi tetap pada tempatnya, sedangkan planet-planet lain mengitarinya.

2.2. Bumi Menurut Kitab Kejadian
Menurut kitab kejadian (Ganesis 1) terciptanya bumi berlangsung selama enam hari. Pada mulanya sewaktu tuhan menciptakan alam raya, bumi tanpa bentuk kosong dan gelap gulita.
v  Pada hari pertama diciptakan siang dan malam.
v  Pada hari kedua diciptakan kubah yang dinamakan angkasa, yang memisahkan air di bawahnya dari air di atasnya.
v  Pada hari ketiga diciptakan daratan dan lautan. Daratan kemudian diperintahkan menghasilkan berbagai jenis tumbuhan yang mengasilkan bebijian dan buah-buahan.
v  Pada hari keempat diciptakan lentera-lentera untuk menerangi bumi. Lentera-lentera itu ialah matahari, bulan, dan bintang-bintang.
v  Pada hari kelima diciptakan hewan penghuni air seperti ikan dan hewan penghuni udara seperti burung-burung.
v  Pada hari keenam Tuhan menciptakan hewan daratan dan manusia. Kepada manusia tuhan menguasakan pengelolaan ikan, burung, dan satwa piaraan maupun liar. Semua ciptaanNya berpasangan agar dapat berkembang biak. Karena kepada manusia diperintahkan agar mempunyai anak banyak agar mereka menyebar ke seluruh penjuru bumi dan mengelolanya termasuk semua makhluk hidup yang ada di bumi. Tuhan juga mengatur pembagian makanan  yang diperlukan manusia dan hewan.
Lengkaplah alam raya itu tercipta pada hari ke7 dan Tuhanpun berhenti bekerja. Diberkatinya hari ke7 itu dan kekhususkannya sebagai beristirahat bagi manusia.
      Jadi dalam kitab kejadian ini secara imlpisit mengatakan bahwa semua makluk hidup yang ada di dunia ini sudah tercipta sejak awal alam raya ini diciptakan. Pandangan ini dikukuhkan dalam sains biologi oleh ilmuwan botani Swedia Linne pada tahun 1737 dalam bentuk ajaran kelesterian jenis. Pada tahun 1658, Uskup Agung Henry Ussher dari Armagh Irlandia sudah memperkirakan berdasarkan berbagai silsilah yang ada di dalam injil bahwa bumi tercipta sekitar tahun 4004 SM. Bahkan seorang gerejawan lain telah mengukur terjadinya bumi itu dengan lebih ketat lagi dan sampai pada kesimpulan bahwa bumi terbentuk tanggal 23 oktober 4004 SM pukul 9 pagi.

Menurut Prahasta, E., 2001 (dalam Dr. Darsiharjo, M.S.) Bentuk bumi yang diyakini atau dianut oleh manusia sebagai hasil dari pemikirannya telah berevolusi dari abad ke abad. Berikut ini beberapa pandangan mengenai bentuk bumi :
1.      Tiram/Oyster atau cakram yang terapung di permukaan laut (konsepsi bumi dan alam semesta menurut bangsa Babilonia + 2.500 tahun Sebelum Masehi).
2.      Piringan lingkaran atau cakram (pandangan bangsa Romawi).
3.      Lempeng datar (pandangan Hecateus, yaitu bangsa Yunani Kuno pada + 500 tahun Sebelum Masehi).
4.      Kotak persegi panjang (anggapan para Geograf Yunani Kuno pada + 500 tahun Sebelum Masehi hingga awal + 400 tahun Sebelum Masehi).
5.      Bola (bangsa Yunani Kuno seperti : Pythagoras + 495 tahun Sebelum Masehi; Aristoteles membuktikan bentuk bola bumi + 340 tahun Sebelum Masehi; Archimedes + 250 tahun Sebelum Masehi; dan Erastosthenes + 250 tahun Sebelum Masehi).
6.      Buah Jeruk Asam/Melon (J. Cassini pada tahu 1683 – 1718).
7.      Buah Jeruk Manis/Orange (Ahli Fisika : Huygens pada tahun 1629 – 1695; dan Isac Newton pada tahun 1643 – 1727).
8.      Ellips Putar/Ellipsoid (French Academy of Sciences yang didirikan pada tahun 1666).

2.3. Terciptanya Bumi Menurut Al-Quran
  1. Al-A`raf: 54
“Sesungguhnya Yuhanmu, ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam satuan waktu, lalu Dia menguasai singgasana. Ditutupi-Nya siang dan malam yang mengejarnya dengan tergesa-gesa. Dan matahari dan bulan, dan bintang-bintang. Semua tunduk di bawah pengaturannya. Sesungguhnya kepunyaan-Nya lah swmua ciptaan dan zat. Maha Tinggi Allah Tuhan Semesta Alam”  
  1. Yunus: 3
“Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam satuan waktu. Kemudian Dia bersemayam di atas singgasana, mengatur segala urusan. Tiada seorang pun yang dapat memberikan pembelaan pada hari kiamat, kecuali setelah ada izin-Nya. Yang mempunyai sifat-sifat demikian, itulah Allah, Tuhanmu! Karena itu sembahlah Dia! Mengapa kamu tidak mengingat?”
  1. Hud: 7
“Dan dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam satuan waktu. Singgasana-Nya sebelum itu ada di atas air. Hal itu untuk menguji kamu, siapa di antaramu yang terbaik pekerjaannya. Demi Allah, jika engkau katakan: `sungguh! Kamu pasti akan dibangkitkan kelak sesudah mati` niscaya orang-orang kafir itu akan menjawab: `Ini adalah nyata-nyata ilmu sihir`
  1. Al-Furqan: 59
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dalam enam satuan waktu. Kemudian ia bertakhta di singgasana-Nya. Dia Maha Pengasih! Tanyakan hal itu kepada orang yang mengetahui tentang Dia”
            Dari surat-surat tersebut terlihat bahwa, secara umum proses terciptanya jagat raya ini berlangsung dalam 6 periode atau masa dimana tahapan dalam proses tersebut saling berkaitan. Dan melalui proses pemisahan massa tadinya bersatu padu dan disebutkan pula tentang lebih dari satu langit dan bumi.
Al-Quran surat Fussilat ayat 9 – 12 menceritakan banwa bumi lebih dahulu diciptakan daripada langit, sebagaimana firman-Nya:
“Katakanlah: `Sesungguhnya patutlah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua hari dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat demikian) itulah Tuhan alam semesta”. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)-Nya dalam empat masa. (penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih berupa asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menuruti penrintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab “Kami datang dengan suka hati”. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua hari. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (QS. Fushshilat:9-12).
Berkata Imam Ibnu Katsir:”Ayat ini menunjukkan bahwa bumi tercipta sebelum langit, karena bumi itu bagaikan pondasi dari sebuah bangunan” (Al-Bidayahwan-Nihayah 1/29). Dan beliau juga berkata dalam Tafsirnya: :Allah menyebutkan banwa Dia menciptakan bumi terlebih dahulu, karena bumi adalah pondasi dan pada dasarnya sesuatu itu diawali dari pondasinya baru kemudian atapnya: (Lihat Hidayatul-Hairan oleh Syaikh Abdul-Karim Al-Humaid halaman 33).
Dan ini pulalah yang dikatakan Ibnu `Abbas radliyallahu `anhu sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa terciptanya bumi itu sebelum langit. Berkata Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir beliau (1/89): “Saya tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat dalam masalah ini, kecuali yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Jarir dari Qatadah” Adapun firman Allah swt:
“Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya, dan gunung-gunung dipancarkan-Nya dengan teguh. (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”. (QS.An-Naazi`aat: 27-33).
Maka “Dahakha” bukan menciptakan, karena Allah telah menafsirkan maknanya dalam ayat selanjutnya, bahwa makna dihyah adalah: mengeluarkan air, menumbuhkan tumbuhan, dan lainnya. Jadi proses terjadinya alam semesta adalah Allah menciptakan bumi, lalu menciptakan langit bersama matahari, bulan, dan bintang-gemintangnya; lalu setelah menyempurnakannya maka Allah mengeluarkan mata air dari bumi dan menumbuhkan tumbuhan serta lainnya. (Lihat Al-Bidayah wan-Nihayah 1/30).
2.4. Teori Pembentukan Bumi
Bagaimana bumi ini terbentuk secara pasti masih merupakan perdebatan dimana banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dengan alasan yang berbeda-beda pula. Berikut ini beberapa teori mengenai pembentukan bumi yang umum dikenal.

a. Teori Kant – Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796). Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
b. Teori Planetesimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik – menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk bumi.

c. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.
d. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukurannya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. Peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
e. Teori Big Bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Masih banyak teori-teori yang lainnya yang dikemukakan oleh para ahli seperti:
Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.
Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
Teroti Kuiper dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi planet – planet.
Teori Whipple oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
2.5. Teori Tentang Usia Bumi
Berdasarkan uraian di atas tentang terciptanya bumi maka beberapa ilmuan dapat memperkirakan usia bumi melalui teori-teori berikut ini:
a.      Teori Sedimen
Pengukuran usia bumi didasarkan atas perhitungan tebal lapisan sedimen yang membentuk batuan. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sediment yang terbentuk tiap tahunnya memperbandingkan tebal batuan sediment yang terdapat dibumi sekarang ini, maka dapat dihitung umur lapisan kerak bumi. Berdasarkan perhitungan seperti ini diperkirakan bumi terbentuk 500 juta tahun yang lalu.

b.      Teori kadar garam
Pengukuran usia bumi berdasarkan atas perhitungan kadar garam di laut, diduga bahwa mula-mula laut itu berair tawar. Dengan adanya sirkulasi air dalam ala mini, maka air yang mengalir dari darat melalui sungai ke laut, membawa garam-garam. Keadaan semacam ini berlangsung terus menerus sepanjang abad. Dengan mengetahui kenaikan kadar garam tiap tahun, yang dibandingkan dengan kadar garam pada saat ini yaitu kurang lebih 320, maka dihasilkan perhitungan bahwa bumi terbentuk 1000 juta tahun yang lalu.
c.       Teori Termal
Pengukuran bumi berdasarkan atas perhitungan suhu bumi. Diduga bahwa bumi mula-mula merupakan batauan yang sangat panas yang lama kelamaan mendingin. Dengan mengetahui massa dan suhu bumi saat ini, maka ahli fisika bangsa inggris yang bernama Elfin memperkirakan bahwa perubahan bumi menjadi batuan yang dingin seperti saat ini dari batuan yang sangat panas pada permulaan memerlukan waktu 20000 juta tahun.
d.      Teori Radioaktivitas
Pengukuran usia bumi yang dianggap paling benar, ialah berdasarkan waktu peluruan unsur-unsur radioaktif. Dalam perhitungan ini diperlukan pengetahuan tentang waktu paroh unsure-unsur radioaktif. Wakto paroh adalah waktu yang dibutuhkan unsure radioaktif untuk seluruh atau mengurai sehingga massanya tinggal separoh. Berdasarkan perhitungan seperti tersebut dapat disimpulkan bahwa usia bumi berkisar 5 sampai 7 ribu juta tahun.
      Kita juga boleh mencatat persamaan banyaknya hari yang disebutkan dalam Alquran maupun kitab kejadian yang digunakan Tuhan semesta alam untuk menciptakan alam raya, yaitu enam hari. Berdasarkan Alquran surat Ke-22 ayat 47 tercatat bahwa satu hari itu setara dengan 1000 tahun ukuran sekarang. Artinya terjadinya bumi dalam kurun waktu 6 hari kali 1000 tahun.


BAB III
KESIMPULAN

Perkembangan pandangan terciptanya bumi telah menjadi pemikiran manusia sejak berabad-abad lamanya. Ternyata umur bumi lebih tua dari 6000 tahun, meskipun ada bebarapa pandangan mengenai terciptanya bumi dan pada akhirnya hanya Al-Qur’an menjadi sumber yang dapat dipercaya. Menurut Prahasta bentuk bumi ada tiram/oyster atau cakram yang terapung di permukaan laut, piringan lingkaran atau cakram, lempeng datar, kotak persegi panjang, bola, buah jeruk asam/melon, buah jeruk manis/orange, dan ellips.
            Adanya persamaan banyaknya “hari” yang disebutkan baik di dalam Al-Qur’an maupun dalam kitab kejadian yang digunakan Tuhan Semesta Alam ini untuk menciptakan alam raya, yaitu enam hari. Hanya saja didalam Al-Qur’an secara implicit dikemukakan didalam dua ayat bahwa yang dimaksud dengan “hari” itu tidak seperti yang dimaksudkan sekarang. Adanya kesamaan antara kitab kejadian dan Al-Qur’an dikarenakan ayat-ayat Al-Qur’an itu diturunkan secara bertahap kepada nabi-nabi mulai nabi Adam, Isa, Musa, Ibrahim samapai dengan Nabi Muhammad SAW lengkap dengan al-Qur’annya.
            Setelah kita mengetahui tentang perkembangan terciptanya bumi maka kita sadar bahwa :
  1. Sebagai manusia kita ini kecil sekali dimata Allah
  2. Semua ini ada pangkal dan ada ujungnya untuk membedakan antara sang pencipta dengan yang diciptakan, termasuk juga terciptanya bumi ini.
  3. Umur manusia pendek sekali, dibandingkan dengan umur bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar